SEJARAH DESA

 

Desa Bulu yang terletak di Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah adalah Desa Kolonisasi yang datang dari beberapa Daerah di Jawa tengah, Jawa timur dan beberapa daerah. Desa Bulu berdasarkan adat istiadat secara turun temurun sejak Zaman Mataram berasal dari Sebuah Pohon yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat yaitu Pohon Bolu dan dari Zaman Penjajahan Belanda sampai sekarang masih tumbuh dan dilestarikan sehingga terbentuklah Nama Desa Bulu atas dasar dari nama Pohon tersebut.

Asal-usul desa Bulu terjadi karena suatu fenomena-fenomena yang tergolong unik, dari hasil pengamatan sejarah desa, desa Bulu berawal dari adanya kali comal di perbatasan timur Petarukan untuk lewat perahu yang ada di sungai yang disebut (“Kolo Gito”), di sini perahu “Kolo Gito” itu menepi atau istirahat di pinggir kali comal, dan di daerah sekitar perahu itu berlabuh ada pepohonan atau kayu, pohon yang besar itu konon disebut sebagai “Pohon Bolu”. Cerita terdahulu dari nenek moyang di daerah Petarukan ini menamai daerah di sekitar tempat sekitar pohon ini dengan nama “Desa Bulu”. Tempat itu merupakan petilasan mbah bahu rekso yang (mendirikan) dan menaiki prahu “Kolo Gito” yang berhenti di desa Bulu ini. Konon pohon dan area sekitarnya sampai sekarang seolah-olah menjadi keramat jika tertiup angin dari arah timur. Desa Bulu secara turun-temurun warganya dari nenek moyang hingga sekarang kebanyakan sandang pangannya berasal dari hasil berternak bebek, baik dari telur ataupun budidaya ternak bebek. Sehingga, dari jaman dahulu sampai sekarang desa Bulu itu kebanyakan mata pencahariannya dengan memelihara ternak bebek sebagai hasil utama desa. Ternak di desa sekitar pohon Bolu yang cenderung berbudidaya dengan unggas identik dengan namanya sekarang ini “Desa Bulu”.

Selanjutnya, cerita tentang kayu itu (kayu pohon bolu) konon dapat membuat pertanda unik yang sampai sekarang masih dipercayai penduduk sekitar. Pertandanya yaitu jika ranting pohonnya patah ke arah balai desa, dipercayai pasti tidak lama akan ada pemimpin / pejabat desa yang akan meninggal. Mitos itu dipercayai oleh sebagian besar sesepuh desa yang ada di desa Bulu, sehingga masih digolongkan suatu kejadian unik yang ada di desa Bulu ini. Setelah kejadian itu, ada salah satu tokoh dari zaman dulu di desa Bulu yang bernama mbah Jaksan, beliau memiliki beberapa asal-usul kenapa di juluki sebagai “mbah Jaksan”. Mbah Jaksan ini bertugas sebagai pengadil di sekitar desa Bulu, dan konon dianggap sebagai orang besar. Oleh karena itu tokoh Jaksan ini mendapat amanah sebagai kadus Jaksan, dari asal-usul Jaksan inilah jika ada salah satu tokoh desa yang dianggap pintar atau pantas menjadi pemimpin, tokoh tersebut dapat menjadi “orang besar” di kawasan desa Bulu. Daerah di sekitar desa Bulu juga memiliki mitos yang menarik, salah satu mitosnya itu ada banyak orang-orang halus/makhluk halus (gaib) yang melindungi desa Bulu. Konon makhluk seperti yang di sebut mbah Sirayu, mbah Keranggan, jadi kalo malam Jumat keliwon yang sering kelihatan itu mbah Keranggan, jika ada lowongan kades di desa jadi sering di lihatin adanya mbah kranggan tiba-tiba beberapa saat kemudian pasti akan jadi lurah.

Dalam Desa Bulu mumunya warganya masih mempercayai mitos, sejak jaman kerajaan Mataram kemukngkinan pohon Bolu sudah di percayai oleh masyarakat sebagai sebuah pohon keramat dan menjadi tempat sepiritual. Sebagai tempat yang di skralkan pasti juga memiliki banyak cerita mitos yang beredar semua sudah menjadi satu sejarah dan mitos itu, seperti yang diketahui masyarakat, bahwa hubungan pohon Bolu dan juga pemimpin desa atau pejabat setempat sudah erat karena keberlangsungan kepercayaan Desa Bulu dari pohon tersebut juga peramalan pohon Bolu yang dipercayai yaitu jika ranting pohon patah maka akan ada pemipin dari desa akan meninggal, ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat masih ada walapun banyak pendatang tetapi masyarakat asli mempercayai hal tersebut, adanya satu ikatan yang ada pada pohon bolu dengan masyarakat setempat mejadikan manifestasi atau menjadikan hal kepercayaan yang sudah ada menjadi lebih terjadi, dan ini merupakan suatu kearifan lokal yang sangat kaya dengan budaya setepat.

Pohon Bolu merupakan satu dari banyak kepercayaan yang ada di dalam Desa Bulu, menjadikan aset sejarah yang harus di lestarikan keberadaannya, karena asal-usul nama dan juga adanya satu wilayah di tempat ini juga tidak akan lepas dangan adanya orang-orang terdahulu yang menjadi cikal bakalnya masyarakat sekarang, kepercayaan hadir juga adanya pengaruh masyarakat-masyarakat terdahulu yang menghargai alam sebagai tempat yang berdampingan dengan manusia dan jangan dirusak dengan alasan yang mungkin akan menjadikan bumerang bagi manusia sendiri.
Pertama Kali Desa Bulu di Pimpin :
1. Ponjen
2. Warhadi
3. Damun ( Tahun 1965 – 1966 )
4. Tasman ( Tahun 1966 – 1990 )
5. Sahadi ( Tahun 1990 – 1998 )
6. Saechunadi ( Tahun 1998 – 2002 )
7. Dintoro Madsari ( Tahun 2002 – 2003 ) / Pj.
8. Tasir ( Tahun 2003 – 2013 )
9. Dintoro Madsari ( Tahun 2013 ) / Pj
10. Feri Budiarso ( Tahun 2013 – 2021 )

11. Muktar SH (Tahun 2021 – 2027)

Namun secara formil bahwa Desa Bulu secara administratif sebagai salah satu nama Desa yang ada di Kabupaten Pemalang.